Suara Jurnalis | Manokwari – Prajurit TNI yang gugur dalam tugas menjaga kedaulatan NKRI layak dihormati sebagai pahlawan. Mereka berkorban untuk melindungi negara dan rakyatnya, dan pengorbanan mereka patut dihargai.
Jaringan Damai Papua (JDP) menyampaikan turut berbelasungkawa atas gugurnya seorang prajurit TNI dan salah satu putra terbaik Indonesia akibat penembakan yang diduga dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN PB) Kodap XIII Kegepanipo Paniai, Rabu (10/4) sekitar pukul 17:00 wit di Kampung Kopamoti, Distrik Ejadide, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Jaringan Damai Papua (JDP) Yan Christian Warinussy SH kepada redaksi. Kamis, (11/04/2024).
Korban adalah Letda Infantri Otto Sugalrey, Danramil 1703-03/Komopa. JDP sangat menyesalkan masih digunakannya pendekatan konflik bersenjata yang senantiasa membawa korban.
JDP sangat yakin bahwa akan terjadi operasi militer yang dilakukan oleh Aparat Keamanan Negara, yaitu TNI dan Polri.
“Oleh sebab itu JDP menyerukan agar sasaran operasi keamanan oleh TNI dan Polri bahkan TPNPB sekalipun, seyogyanya tidak menempatkan warga sipil sebagai sasaran yang ada akhirnya memiliki dimensi pelanggaran hak asasi manusia (human right violance) berbentuk kejahatan terhadap kemanusiaan (crime againts humanity) sebagai dimaksud dalam Pasal 7 Undang Undang Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM), ” ujarnya.
“JDP senantiasa mendorong negara agar mau menyelesaikan konflik bersenjata di Tanah Papua yang telah berlangsung lebih dari 50 tahun ini melalui dialog atau perundingan damai, ” pungkasnya.
(Refly)