Tragedi Vodka Oplosan di Manokwari, LP3BH Ingatkan Bahaya Miras Ilegal

Suara Jurnalis | Manokwari, Papua Barat – Tragedi miras oplosan kembali menelan korban jiwa di Manokwari. Tiga warga sipil dilaporkan meninggal dunia setelah diduga mengkonsumsi minuman keras oplosan jenis Vodka Robinson IJS pada Jumat (19/9) sekitar pukul 22.00 WIT di Kompleks Perum 55 Lokalisasi Maruni, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.

Peristiwa ini menambah panjang daftar korban akibat konsumsi miras ilegal yang kian marak di daerah tersebut.

Bacaan Lainnya

Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Christian Warinussy, SH, menyampaikan keprihatinannya yang mendalam.

Ia menegaskan, kejadian ini harus menjadi alarm bagi pemerintah daerah, aparat keamanan, serta masyarakat sipil untuk bersatu menindak tegas peredaran miras oplosan.

“LP3BH sejak lama sudah mendesak Kapolresta Manokwari dan Kapolda Papua Barat untuk melakukan inspeksi mendadak terhadap peredaran miras ilegal. Kasus ini membuktikan bahwa dugaan kami atas beredarnya miras oplosan dalam jumlah besar benar adanya,” ujar Warinussy.

Sebelumnya, aparat kepolisian dikabarkan berhasil menyita beberapa drum berisi cairan yang diduga miras oplosan. Temuan tersebut menurut LP3BH menjadi bukti kuat bahwa peredaran miras ilegal sudah masuk tahap mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Warinussy menekankan perlunya langkah penelusuran menyeluruh terhadap lokasi penyimpanan hingga tempat produksi miras ilegal.

Selain miras oplosan, Warinussy juga mengingatkan soal produksi minuman lokal tanpa izin resmi yang beredar di tengah masyarakat. Menurutnya, peredaran miras tanpa pengawasan jelas berpotensi membahayakan kesehatan, bahkan bisa merenggut nyawa manusia. Dari perspektif medis, kandungan miras oplosan sangat berisiko merusak organ vital tubuh.

LP3BH menilai, persoalan miras tidak bisa hanya ditangani aparat kepolisian. Pemerintah daerah bersama institusi keamanan, organisasi masyarakat sipil, tokoh adat, serta pemimpin agama perlu membangun sinergi. Kolaborasi ini penting untuk menekan angka peredaran dan konsumsi miras oplosan yang sudah mengkhawatirkan.

“Keikutsertaan organisasi masyarakat, adat, dan keagamaan menjadi penting dalam memberantas miras oplosan. Jika tidak ada upaya serius, kita akan terus kehilangan generasi muda Papua akibat minuman berbahaya ini,” tegas Warinussy.

(Refly)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *