LIndramayu, Suarajurnalis – Kita pasti punya teman seperti ini: selalu punya nasihat untuk segala hal, dari cara mengirim email sampai cara hidup, seolah-olah mereka adalah ahli segala bidang. Di zaman dimana setiap orang ingin merasa didengar, menghadapi teman yang menggurui butuh strategi yang cerdas, bukan konfrontasi. Tujuannya bukan untuk menjatuhkan, tapi untuk menjaga mental health-mu dan mungkin justru memperbaiki hubungan.
1. Gunakan Teknik Acknowledgment (Pengakuan) Saat mereka mulai memberikan ceramah, jangan langsung ditolak. Akui dulu perkataannya secara singkat. Kata-kata seperti, “Oh, oke paham,” atau “Sip, thanks masukannya,” sudah cukup. Pengakuan kecil ini memuaskan ego mereka untuk didengar dan seringkali menghentikan lajur ceramah yang lebih panjang. Kamu mengakui, tanpa harus setuju.
2. Alihkan Topik Pembicaraan dengan Halus Setelah kamu acknowledge, segera alihkan percakapan ke topik lain yang netral atau justru ke bidang yang kamu kuasai. Misalnya, setelah dia memberi nasihat tentang karir yang tidak kamu minta, kamu bisa bilang, “Bicara-bicara soal kerjaan, gimana liburanmu kemarin? Seru kan?” Ini adalah cara halus untuk mengatakan, “Saya sudah dengar, sekarang mari bicara hal lain.”
3. Ajukan Pertanyaan yang Membuatnya Reflektif Bila dia mulai menggurui tentang hidupmu, balik dengan pertanyaan yang membuatnya berpikir tentang perspektifnya sendiri. Tanyakan, “Menarik. Menurut kamu sendiri, strategi itu berhasil tidak kalau diterapkan di situasi X?” atau “Dari pengalaman kamu, apa tantangan terberatnya?” Ini memaksa dia untuk berhenti sejenak dan mempertimbangkan, bukan hanya sekadar memberi teori.
4. Tetap Percaya pada Pendirian dan Pilihanmu Ingatlah bahwa kamu adalah ahli bagi hidupmu sendiri. Kamu yang paling mengerti konteks, perasaan, dan situasimu. Ketika seorang teman menggurui, mereka seringkali melihat dari kacamatanya sendiri. Percayalah pada keputusan dan nilai-nilai yang kamu pegang. Keyakinan internal ini akan membuatmu tidak mudah goyah oleh omongannya.
5. Batasi Informasi yang Kamu Berikan Teman yang menggurui seringkali memanfaatkan informasi yang kamu bagikan sebagai bahan untuk memberi nasihat tidak diminta. Mulailah untuk lebih selektif dalam berbagi cerita atau masalah pribadi dengannya. Ceritakan hal-hal yang permukaan saja. Dengan membatasi bahan bakar, api ceramahnya akan lebih mudah padam.
6. Temukan Pola dan Hindari Pemicunya Amati, apakah dia selalu menggurui tentang topik tertentu? Misalnya, soal keuangan, hubungan, atau gaya hidup. Jika kamu sudah tahu polanya, hindari untuk membicarakan topik-topik itu bersamanya. Jika dia yang memulai, segera gunakan strategi pengalihan topik (poin 2)
7. Gunakan Humor Ringan untuk Mencairkan Situasi Sebuah lelucon kecil bisa menjadi penawar yang sempurna. Saat dia mulai, kamu bisa bilang dengan santai, “Wah, dosen pribadi saya sudah datang nih,” sambil tersenyum. Humor yang tidak menyerang bisa menyadarkannya bahwa dia sedang bersikap menggurui tanpa membuatnya tersinggung dan suasana tetap cair.
8. Set Boundaries dengan Sopan dan Tegas Jika sudah sangat mengganggu, kamu perlu menetapkan batasan dengan kalimat yang jelas namun tidak menyerang. Kamu bisa katakan, “Aku appreciate banget niat kamu mau bantu. Tapi untuk soal ini, aku pengen coba cari jalanku sendiri dulu. Kalau butuh saran, nanti aku yang tanya kamu ya.” Kalimat ini menyampaikan pesan, “Stop, saya bisa handle sendiri.”
9. Jadikan Bahan Evaluasi Diri (Opsional) Kadang, meski menyebalkan, ada masanya kita perlu introspeksi. Apakah ada kebenaran kecil dari yang dia katakan? Terkadang orang yang menggurui memicunya karena melihat kita sering mengeluh tanpa bertindak. Gunakan ini sebagai momen untuk evaluasi diri, bukan tentang isi nasihatnya, tapi tentang pola yang mungkin kita tampilkan.
10. Pilih untuk Melepaskan dan Tidak Membesar-besarkan Pada akhirnya, kamu tidak bisa mengubah orang lain. Kamu hanya bisa mengontrol reaksimu. Jika semua strategi sudah dicoba dan dia tidak berubah, langkah terakhir adalah belajar untuk melepaskan. Biarkan omongannya masuk ke telinga kiri dan keluar di telinga kanan. Jangan buang energi emosionalmu untuk sesuatu yang tidak bisa kamu kendalikan.
Kesimpulannya, menghadapi teman yang menggurui adalah tentang mengelola interaksi dengan cerdas. Fokuslah pada perlindungan terhadap energi mentalmu. Dengan bersikap asertif, menjaga batasan, dan tetap santai, kamu bisa bertahan tanpa harus merusak persahabatan atau harga dirinya.
Warta: M. Salim
red: Al Aris
Strategi Halus Hadapi Teman yang Sok Tahu dan Gemar Menggurui
