SENTANI, Suarajurnalis.online.com – Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Kabupaten Jayapura berencana menggelar Musyawarah Olahraga Disabilitas pada 8 Mei 2025 di Kota Sentani. Kegiatan ini akan melibatkan seluruh atlet disabilitas dari berbagai wilayah di Kabupaten Jayapura Hal ini di sampaikan Ketua NPC di Jayapura (1/5).
Ketua NPC Kabupaten Jayapura, Renaldi David Tokoro, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya konsolidasi organisasi yang sudah dibangun sejak delapan tahun lalu dan resmi berdiri pada tahun 2020. NPC Kabupaten Jayapura sendiri telah dilantik pada 2021 dan kini memasuki usia lima tahun.
“Kami akan melaksanakan musyawarah olahraga disabilitas yang akan diikuti oleh 317 atlet. Mereka terdiri dari atlet pelajar dan atlet senior yang aktif dalam berbagai ajang, baik di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional,” ujar Renaldi.
Renaldi menyebutkan, meski banyak tantangan dan keterbatasan, NPC Kabupaten Jayapura tetap konsisten dalam melakukan pembinaan terhadap para atlet disabilitas. Ia menekankan pentingnya pembinaan bukan hanya dari sisi fisik, tetapi juga psikologis dan mental.
“Kami percaya, keterbatasan bukan halangan. Justru mereka harus dibina agar bisa tampil percaya diri dan tetap bersukacita. Kami bangga ada anak-anak Papua yang mampu mengharumkan nama Indonesia, seperti almarhum Rex Ohee yang menyumbangkan medali perunggu di ASEAN Para Games, dan Frans Doyapo yang mempersembahkan dua medali emas untuk Indonesia di ajang internasional pelajar di Busan, Thailand,” jelasnya.
Renaldi menambahkan, pembinaan olahraga disabilitas tidak hanya terfokus di Sentani, tetapi juga menyentuh wilayah Tanah Merah dan Genyem. NPC juga melakukan klasifikasi khusus untuk memastikan kesiapan fisik para atlet sebelum memasuki program latihan.
Namun demikian, Renaldi tak menampik adanya kendala besar dalam hal pembiayaan dan fasilitas. Hingga saat ini, operasional NPC masih mengandalkan dukungan pribadi, termasuk penggunaan kendaraan sewa untuk antar-jemput atlet dan sekretariat yang menggunakan rumah milik pribadi.
“Kami berharap ada dukungan lebih besar dari Pemerintah Kabupaten Jayapura, baik dari sisi anggaran, fasilitas, maupun kebijakan. Selama ini kami juga menjalin kerja sama dengan SLB Unggulan Buper Waena, tempat sebagian atlet kami dididik secara khusus. Kami berharap SLB juga bisa dibangun di Tanah Merah dan Genyem, agar pembinaan menjangkau semua wilayah,” ungkapnya.
Musyawarah olahraga yang akan digelar selama tiga hari ini juga akan melibatkan pelatih, ofisial, mitra, pemerintah daerah, Forkopimda, hingga anggota DPR Kabupaten Jayapura. Renaldi berharap para legislator bisa membantu memperjuangkan aspirasi NPC melalui regulasi dan anggaran yang berpihak pada disabilitas.
“Kegiatan ini membutuhkan biaya besar. Kami butuh dukungan penuh dari pemerintah, termasuk dalam penyediaan akomodasi yang ramah disabilitas. Tidak semua hotel memiliki akses untuk kursi roda dan kebutuhan khusus lainnya,” katanya.
Renaldi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih peduli terhadap keberadaan dan hak-hak penyandang disabilitas. Ia menegaskan bahwa perhatian kepada sesama manusia adalah wujud nyata dari kemanusiaan.
“Mereka ini ada di sekitar kita, mereka punya Tuhan dan mereka juga berdoa. Kalau kita mau diberkati, mari hargai mereka sebagaimana kita ingin dihargai,” tuturnya.
Di akhir pernyataannya, Renaldi mengajak insan pers untuk turut menyuarakan perjuangan olahraga disabilitas di Papua. Ia memimpikan suatu hari nanti anak-anak disabilitas dari Kabupaten Jayapura bisa mengharumkan nama Indonesia di panggung Paralimpiade dunia.(Redaksi/MR)