Leilev, Halteng – Pada tanggal 14 Februari 2025, sekitar pukul 05:00 WIT, almarhum Andry bersama tiga rekannya, yaitu Asep, Zainudin, dan Tujuan, melarikan diri dari akomodasi di Kilometer 15. Mereka kemudian menaiki taksi pick-up menuju Lapangan Lelilev, Sawai, dan tiba sekitar pukul 06:00 WIT.
Setibanya di lokasi, mereka mampir ke sebuah warung bakso. Saat duduk, almarhum mulai mengeluhkan nyeri punggung, sesak napas, dan sakit dada. Tak lama kemudian, ia mengalami kejang-kejang dan menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 06:04 WIT.
Melihat kondisi ini, rekan-rekannya di bantu tim safety perusahan segera membawa almarhum ke Puskesmas Lelilev dengan unit mobil LV. Namun, puskesmas tersebut menolak merujuknya, sehingga ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pemerintah Halteng (RSUD). Setelah diperiksa oleh dokter, almarhum didiagnosis mengalami asma dan maag kronis.
Setelah pemeriksaan selesai, perusahaan tempat almarhum bekerja, yaitu subkontraktor Di PT IWIP, langsung mengurus pemulangan jenazah ke kampung halamannya di Sukabumi.
Terkait isu yang beredar mengenai indikasi HIV, pihak perusahaan menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Jika memang ada indikasi tersebut, pihak maskapai tidak akan mengizinkan penerbangan jenazah ke kampung halamannya. Hal ini dikonfirmasi oleh Aldry, Humas Sun kontraktor PT IWIP.