Suara Jurnalis | Jayapura, Papua – Ketua Umum Dewan Adat Papua (DAP), Mananwir Beba Yan Pieter Yarangga, mengeluarkan pernyataan publik yang menekankan pentingnya persatuan Orang Asli Papua (OAP) di tengah dinamika perjuangan politik dan sosial yang sedang berlangsung.
Ia menyampaikan keprihatinan mendalam atas munculnya perpecahan di kalangan masyarakat Papua akibat perbedaan pandangan terhadap sejumlah isu strategis, termasuk putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) yang baru-baru ini memicu perdebatan luas.
Dalam pernyataannya, Yarangga menegaskan bahwa perpecahan internal justru melemahkan perjuangan rakyat Papua. Ia menilai, belakangan ini terjadi saling tuding, kecurigaan, hingga serangan terbuka di antara sesama anak negeri.
Menurutnya, kondisi ini sangat menyedihkan dan berpotensi mengaburkan tujuan utama perjuangan, yakni menegakkan keadilan dan martabat bangsa Papua.
“Kita lupa bahwa musuh utama kita bukanlah sesama saudara Papua. Kekuatan perjuangan ada dalam persatuan. Strategi pecah belah telah lama digunakan untuk melemahkan gerakan kita,” tegas Yarangga. Sabtu, (20/09)2025).
Ketua DAP itu mengingatkan bahwa tidak ada kemerdekaan dalam perpecahan dan tidak ada kemenangan dalam pertengkaran. Ia menyerukan agar seluruh komponen masyarakat Papua, mulai dari tokoh adat, tokoh agama, pemuda, perempuan, hingga intelektual dan aktivis, kembali kepada nilai-nilai dasar sebagai orang Papua: menghormati leluhur, mengasihi sesama, dan setia pada perjuangan yang benar.
Lebih lanjut, Yarangga mendorong dibangunnya kembali ruang dialog dan rekonsiliasi sebagai jalan untuk memulihkan luka dan memperkuat solidaritas. Menurutnya, perbedaan bukanlah musuh yang harus dilawan, melainkan ketidakadilanlah yang harus menjadi fokus perjuangan bersama.
“Papua akan merdeka jika kita bersatu. Papua akan kuat jika kita saling percaya. Dan Papua akan hidup jika kita saling menghidupi sebagai satu tubuh, satu tanah, satu sejarah,” ucap Yarangga penuh keyakinan.
Menutup pernyataannya, Yarangga menyampaikan optimisme bahwa masih ada harapan, masih ada cahaya dalam kegelapan, dan masih ada jalan menuju masa depan Papua yang adil, damai, dan bermartabat. “Mari kita pulihkan luka, bangun kepercayaan, dan bersatu sebagai satu bangsa: Bangsa Papua,” serunya.
(Refly)




