Media Suara Jurnalis – Sebuah kontroversi muncul ketika nama Kabid Irba Dinas Pengelolaan Sember Daya Air (PSDA) Kabupaten Cilacap, Darwoko, disebut terkait dengan dugaan intimidasi terhadap wartawan oleh seseorang bernama Bimo. Namun, Darwoko dengan tegas membantah keterlibatannya dalam kasus tersebut.
“Dugaan itu tidak benar. Mas Bimo juga sudah menyatakan bahwa kejadian itu tidak terkait dengan saya atau dinas tempat saya bekerja,” tegas Darwoko saat memberikan klarifikasi kepada media.
Berita yang beredar mengaitkan Darwoko dengan kasus intimidasi ini didasarkan pada kontak komunikasi WhatsApp yang terlihat seolah-olah Darwoko meminta Bimo untuk mengamankan wartawan Nover Zai. Namun, Darwoko menjelaskan bahwa percakapan tersebut hanya berkaitan dengan saran agar Bimo menyelesaikan permasalahan yang muncul terkait pemberitaan yang tidak akurat terhadap pekerjaannya.
Selain itu, tuduhan terkait permintaan fee 1 persen yang dihubungkan dengan Darwoko juga disinggung. Meskipun Darwoko membantah permintaan tersebut, Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, menyatakan bahwa permintaan tersebut sebenarnya ada, namun bukan dari wartawan Marhani, melainkan masih dalam proses penyelidikan untuk menemukan pelakunya.
Ketua Umum PPWI menegaskan bahwa yang menjadi fokus utama dalam kasus ini adalah menolak segala bentuk pengancaman dan intimidasi terhadap wartawan. Dia juga menegaskan pentingnya menjaga etika dalam profesi jurnalistik dan menekankan agar wartawan menghindari perilaku yang merugikan profesi mereka.
Meskipun Darwoko telah membantah keterlibatannya dalam kasus intimidasi wartawan, investigasi masih terus berlangsung untuk mengungkap kebenaran di balik kontroversi ini. Sebagai bagian dari upaya menjaga integritas profesi jurnalistik, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menegakkan prinsip-prinsip etika dan kebebasan pers.(*)
