Suara Jurnalis | Manokwari – Juru Bicara Jaringan Damai Papua (JDP) Yan Christian Warinussy menyatakan keprihatinan mendalam dan menyesalkan tindakan kekerasan yang telah terjadi saat penjemputan serta pengusungan dan pengantaran jenasah almarhum Lukas Enembe Kamis (28/12) di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Hal ini dikatakannya kepada media melalui pesan rilisnya, apalagi insiden tersebut telah mengakibatkan diri pejabat Gubernur Papua Dr.Ridwan Rumasukun dan sopir Kapolda Papua menjadi korban terluka. Kamis (28/12/2023).
JDP memandang bahwa seyogyanya proses penjemputan dan pengusungan jenasah Bapak Enembe sebagai mantan Gubernur Papua berlangsung dalam khikmat dan damai.
Ini menjadi ukuran bahwa almarhum adalah Tokoh Besar Rakyat Papua yang sangat dihormati dan dikenang sepanjang masa.
“Sebagai Juru Bicara (jubir) JDP, saya mendorong semua saudara pemuda dan mahasiswa yang sedang berkabung agar benar-benar mampu menunjukkan sikap empati kepada semua pihak yang juga secara manusiawi turut berbelasungkawa atas kejadian yang dialami almarhum Enembe dan keluarganya maupun rakyat Asli Papua, ” katanya.
Sehingga proses menuju ke tempat peristirahatan terakhir dari almarhum Enembe tidak disusupi oleh gerakan-gerakan lain yang tidak bertanggung jawab.
Proses membawa dan mengantar jasad almarhum Lukas Enembe ke tempat peristirahatan terakhirnya di Koya semestinya berlangsung secara damai dan simpatik.
Sehingga segenap hal yang dipandang menuai kecurigaan dari pihak keluarga atau rakyat Papua secara luas dapat diselidiki lebih jauh dengan menggunakan mekanisme hukum yang sah berdasarkan amanat Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
“Kami mendorong aparat penegak hukum dari jajaran Polda Papua dan jajarannya untuk menyelidiki tuntas siapa oknum warga yang telah melakukan tindakan kekerasan terhadap pejabat Gubernur Papua dan sopir Kapolda Papua tersebut, ” ujarnya.
Kepolisian harus usut tuntas pelaku tindakan kekerasan dan pembakaran ataupun pelemparan terhadap sejumlah fasilitas umum dan kendaraan bermotor di sepanjang lokasi yang dilewati massa arak-arakan pengusungan jenasah Bapak Pembangunan Papua tersebut di Sentani dan sekitarnya.
“Segenap rencana mencari keadilan atas peristiwa wafatnya almarhum Lukas Enembe oleh keluarga maupun rakyat Papua menurut saya dapat dilakukan menurut mekanisme hukum dan hak asasi manusia yang berlaku nasional dan universal sepeninggal acara pemakaman jenasah almarhum Enembe hari ini, ” pungkasnya.