JAYAPURA, SUARAJURNALIS.ONLINE.COM – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua kembali hadir di tengah masyarakat dengan melaksanakan pameran dan pelatihan fashion di Pusat Pengembangan Anak (PPA) ID 0431 GPdI Yerusalem Baru, Jayapura, Jumat (22/8/2025). Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengusung tema “Kreasi Busana dalam Nuansa Alam Papua” yang menonjolkan kekayaan budaya serta potensi anak muda Papua dalam dunia desain busana.
Rektor ISBI Tanah Papua, Prof. Dr. ST Hanggar Budi Prasetya, S.Sn., M.Si., menyampaikan apresiasinya kepada pihak PPA yang telah memberi ruang untuk kolaborasi. Menurutnya, kegiatan semacam ini bukan hanya seremonial, tetapi bukti nyata keterlibatan ISBI dalam mendorong kreativitas generasi muda.
“Selama tiga tahun terakhir, dosen ISBI telah beberapa kali melaksanakan pengabdian di PPA ini. Kami berharap kerja sama tidak berhenti hanya pada MoU, tetapi juga berkembang ke tingkat program studi agar manfaatnya lebih terasa di masyarakat,” ujar Prof. Hanggar.
MoU dan IA Jadi Tonggak Kerja Sama
Pameran ini juga ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara ISBI Tanah Papua dengan pihak PPA, sebagai bentuk komitmen kerja sama jangka panjang.
Selain itu, beberapa jurusan di ISBI seperti Prodi Kriya, dan Prodi musik, turut menandatangani Implementation of Agreement (IA). Langkah ini diharapkan mampu mendorong implementasi kerja sama yang lebih konkret, langsung menyentuh program studi dan kegiatan teknis di lapangan.
“Kami tidak ingin MoU hanya sekadar dokumen tidur. Dengan IA di tingkat jurusan, implementasi bisa lebih terarah dan saling menguntungkan, baik bagi ISBI maupun masyarakat,” jelasnya.
Tepat Sasaran untuk Anak Papua
Ketua Panitia, Nathalia Dwijayanti, M.Sn., menegaskan bahwa pilihan lokasi pengabdian di PPA Yerusalem Baru sangat tepat.
“Di sini ada kelas menjahit dan kebanyakan anak-anak berasal dari keluarga kurang mampu. Dengan adanya pelatihan fashion, mereka bisa mendapat keterampilan sekaligus ruang untuk berkarya,” ungkap Nathalia.
Ia menambahkan, konsep busana yang ditampilkan para peserta terinspirasi dari alam dan budaya Papua. Setiap desain yang lahir tetap membawa identitas lokal, sehingga berbeda dari tren fashion pada umumnya.
Salah satu peserta didik, Francisko Yericho K. Kesuy Kawari, yang ikut mendesain busana dalam fashion show, mengaku bangga bisa tampil membawa karya sendiri.
“Saya sangat senang bisa belajar langsung dari dosen dan kakak mahasiswa ISBI. Inspirasi saya ambil dari alam Papua lalu dituangkan dalam desain baju. Harapan saya, ke depan bisa terus belajar hingga menjadi desainer yang membawa nama Papua,” ungkap Francisko dengan penuh semangat.
Harapan ke Depan
Rektor dan panitia berharap kegiatan ini menjadi awal dari program berkelanjutan. ISBI Tanah Papua menegaskan komitmennya untuk terus mendukung kreativitas generasi muda agar mampu bersaing dan membawa kebanggaan bagi tanah kelahirannya.
“Harapannya, kerja sama dengan PPA dan berbagai pihak bisa semakin luas, tidak hanya di bidang fashion, tetapi juga di bidang seni lainnya. Dengan begitu, anak-anak Papua bisa semakin berdaya,” tutur Nathalia.
Melalui pameran fashion, pelatihan, dan penandatanganan MoU-MUA, ISBI Tanah Papua memperlihatkan perannya bukan sekadar sebagai institusi pendidikan seni, tetapi juga sebagai mitra masyarakat dalam melahirkan inovasi dan talenta muda Papua yang berakar pada budaya lokal.**(Redaksi/suarajurnalis)