Indramayu, Suarajurnalis – Haul merupakan bagian tradisi di kalangan warga nahdliyin, dimana haul juga diartikan oleh masyarakat dengan memperingati tokoh sepuh yang dituakan yang sudah meninggal dunia.
Kyai Gede Idris dan Kyai Buyut Kayin merupakan 2 tokoh berpengaruh pada jamannya sekitar tahun 1835 M, dan beliau berdua kakak beradik berasal dari Desa Sukalila-Sukawera Indramayu.
Sekilas titik balik sejarah bahwa Kyai Gede Idris (red, Mbah Idris) Sukalila merupakan santri senior, santri generasi pertama, santri langsung KH. Ahmad Rifa’i Kalisalak Kendal. Dimana dalam sejarah dicatat bahwa KH. Ahmad Rifa’i (red, Mbah Rifa’i) seangkatan dengan KH. Nawawi Al Bantani dan KH. Kholil Bangkalan, beliau bertiga dikenal dengan tokoh tiga serangkai di abad ke-18.
Hadir dalam kagiatan ini perwakilan Camat Kecamatan Kertasemaya, perwakilan KUA Kertasemaya, Kuwu Desa Sukalila, Perwakilan Wakil Bupati Indramayu Asda II, tokoh sepuh, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh wanita, dan masyarakat umum.
Acara penuh khidmat dimulai dengan tahlil dipimpin Ustadz Muhyidin (red, Kang Diding) dan dilanjutkan dengan tausiyah yang diisi oleh KH. Mukhlisin Muzarie salah satu dzuriyat Mbah Idris bin Ki Ilham, dan digelar di komplek makbaroh Mbah Gede Idris dan Mbah Buyut Kayin di Desa Sukalila Kecamatan Kertasemaya Indramayu, pada hari Ahad, tanggal 23 Februari 2025.
Kang Agus Maksum, selaku panitia sampaikan ucapan terima kasih kepada para dzuriyat, para donatur sehingga kegiatan haul ini terlaksana.
“Haul hari ini merupakan haul yang ke-130 tahun, karena dicatatan tertulis bahwa Mbah Idris dan Mbah Kayin meninggal dunia sekitar di tahun 1895 M – 2025 M,” ucapnya.
Kang Agus menambahkan, bahwa Dzuriyat dan santrinya tersebar di mana-mana, santrinya Mbah Idris ada yang di Wilayah III Cirebon, Subang, bahkan sampai ke Cilamaya.
Acara ditutup dengan ramah tamah dan makan bersama.
red: Al Aris
Haul ke-130 Kyai Gede Idris Dan Kyai Buyut Kayin Sukalila
