Dr. Moewardi Saat Detik-detik Proklamasi Sempat Disemprot Bung Karno

Indramayu, Suarajurnalis – Terungkap Sosok Pria di Belakang Soekarno, Saat Detik-detik Proklamasi Sempat Disemprot Bung Karno.

Di balik setiap peristiwa besar, selalu ada sosok yang bekerja dalam diam namun memegang peran penting. Begitu pula dengan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Di momen paling sakral itu, terdapat sebuah kisah menarik tentang seorang pria yang berdiri tepat di belakang Ir. Soekarno ketika Sang Proklamator membacakan teks proklamasi: Dr. Moewardi.

Foto bersejarah itu menunjukkan sosok Moewardi berdiri tegap dengan pandangan penuh kewaspadaan. Tak banyak yang tahu siapa dirinya, padahal ia adalah tokoh sentral yang ikut memastikan Proklamasi berjalan tanpa hambatan bahkan rela bersitegang demi kemerdekaan bangsa.

Perdebatan Panas Menjelang Proklamasi

Menurut Majalah Veteran, beberapa saat sebelum teks Proklamasi dibacakan, terjadi perdebatan tegang antara Moewardi dan Soekarno. Ketika itu, Bung Hatta belum hadir, sementara situasi sekitar Pegangsaan Timur 56 makin rawan. Rumor bahwa tentara Jepang mengetahui rencana proklamasi membuat para pemuda gelisah.

Melihat situasi genting itu, Moewardi mendesak Soekarno untuk segera membacakan teks Proklamasi. Ia berargumen bahwa tanda tangan Bung Hatta sudah tertera di dokumen, sehingga kehadirannya tidak lagi menghambat pengumuman kemerdekaan.

Namun Soekarno tetap teguh. Ia bersikeras menunggu Hatta sebagai simbol kesetaraan dan kebersamaan dalam memproklamasikan kemerdekaan dua pemimpin bangsa.

Ketegangan pun memuncak ketika Bung Karno menatap Moewardi dan membentak:
“Kalau Mas Moewardi tidak mau menunggu, silakan baca teks sendiri!”

Kalimat tajam itu sontak membuat suasana hening seketika. Namun Moewardi bukan tipe yang mudah goyah. Ia memahami bahwa suara keras seorang pemimpin kadang lahir dari tekanan situasi yang luar biasa.

Bukan Keretakan, Tapi Bukti Cinta Tanah Air

Meski perdebatan cukup panas, tidak pernah ada keretakan di antara keduanya. Moewardi tetap berdiri kokoh di belakang Soekarno saat Sang Proklamator akhirnya membaca naskah Proklamasi pada pukul 10.00 WIB, 17 Agustus 1945.

Ia memastikan keamanan, mengatur para pemuda, dan menjaga agar momen bersejarah itu berjalan sempurna. Bahkan setelah kemerdekaan, Moewardi terus mengabdi pada republik tanpa pernah menuntut panggung atau penghargaan.

Namanya kini memang diabadikan sebagai nama rumah sakit terbesar di Kota Solo namun jasa sesungguhnya jauh lebih besar dari sekadar monumen. Dr. Moewardi adalah bayang-bayang pelindung di belakang Bung Karno, penjaga yang memastikan Indonesia lahir dalam keadaan selamat.

sumber : Tribunnews.com
red: Al Aris

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *