Aktivis Papua Desak Polda Papua Tengah Tangkap Bandar Togel Terbesar di Nabire, Umi dan Eva

Suara Jurnalis | Nabire, Papua Tengah — Aktivis dan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wadah Generasi Anak Bangsa (WGAB) Papua, Yerry Basri Mak, SH, MH, mendesak Kepolisian Daerah (Polda) Papua Tengah untuk segera menindak tegas para bandar besar judi togel yang beroperasi di wilayah tersebut.

Menurut Yerry, aktivitas perjudian jenis 303 alias Toto Gelap (Togel) di Ibu Kota Provinsi Papua Tengah, Nabire, masih berjalan mulus tanpa hambatan, bahkan diduga dilindungi oleh oknum-oknum tertentu.

Bacaan Lainnya

Ia menyebut dua nama bandar besar yang saat ini menguasai peredaran togel di wilayah Nabire, yakni Mama Eva dan Mama Umi, yang dikenal masyarakat sebagai “Ema Ema”.

“Perjudian togel ini sudah sangat meresahkan. Saya sangat menyesal, kenapa sampai hari ini belum ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum di wilayah hukum Polda Papua Tengah,” tegas Yerry dalam keterangan persnya kepada sejumlah media, Sabtu (01/11/2025).

Menurutnya, aktivitas judi togel tersebut telah berdampak langsung terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat kecil. Banyak warga yang kehilangan semangat bekerja karena tergiur dengan janji kemenangan yang ditawarkan oleh bandar.

“Perjudian ini bukan hanya menipu masyarakat, tetapi juga memiskinkan mereka. Orang menjadi malas bekerja, hanya berharap menang togel,” ujar Yerry.

Lebih lanjut, Yerry mengungkapkan bahwa bisnis haram tersebut berjalan lancar karena lemahnya pengawasan dan penegakan hukum oleh pihak berwenang. Ia menilai seharusnya Polda Papua Tengah menindak tegas pelaku perjudian tanpa pandang bulu.

“Kalau memang aparat serius, tangkap saja bos besar yang menjalankan bisnis togel di Nabire. Setelah itu otomatis jaringan perjudian ini akan berhenti,” katanya.

Ia juga menyoroti dampak moral dan sosial dari praktik perjudian di tengah masyarakat yang mayoritas religius. Menurutnya, semua agama di dunia melarang umatnya bermain judi, apalagi yang sudah menjerat masyarakat kecil seperti di Papua Tengah.

“Dalam ajaran agama manapun, perjudian itu dosa. Jadi, selain melanggar hukum negara, mereka juga berdosa di hadapan Tuhan,” tutur Yerry dengan nada tegas.

Yerry berharap agar kepolisian tidak menutup mata terhadap persoalan ini, karena menurutnya kejahatan perjudian bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga menyangkut masa depan generasi muda Papua.

“Kalau sejak muda sudah terbiasa melihat orang tua berjudi, maka moral generasi Papua bisa hancur. Ini bahaya besar yang tidak boleh dibiarkan,” ujarnya prihatin.

Selain itu, Yerry juga mengimbau kepada masyarakat agar berhenti menjadi bagian dari jaringan perjudian togel, baik sebagai pengecer, pembeli, maupun pendukungnya. Ia menilai perubahan harus dimulai dari kesadaran masyarakat sendiri.

“Saya minta masyarakat sadar, jangan lagi percaya pada togel. Itu semua tipu daya yang hanya menguntungkan bandar besar seperti MM Eva dan MM Umi,” katanya.

Ia pun meminta dengan tegas agar Kapolda Papua Tengah segera memerintahkan jajarannya melakukan razia dan penindakan hukum kepada semua pihak yang terlibat, baik bandar utama, pengecer, maupun pihak yang melindungi.

“Sekali lagi saya tegaskan, Polda Papua Tengah jangan diam. Tangkap dan proses hukum bandar besar togel di Nabire secepatnya. Kalau tidak, masyarakat akan terus menderita,” pungkas Yerry dengan penuh semangat.

(Refly)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *