Indramayu, Suarajurnalis – Kiyai Khozin yang merupakan pendiri Ponpes Darul Hikam mempunyai nama asli Muhajir, dan setelah haji mengganti nama Khozin. Beliau merupakan putra ke 3 dari KH Ujang Sholeh dan Nyai Isti’anah :
1. Kiyai Mubarok Jampes Kediri
2. KH. Dahlan Jampes Kediri
3. K. Muhajir/ KH. Khozin Bendo Pare Kediri
4. K Muhaji/ KH. Abdurrouf Rejowinangun Papar Kediri
Beliau pernah nyantri langsung kepada Syaikhona Kholil di Bangkalan bersama dengan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari.
Kurang lebih 3 bulan dan kemudian KH. Dahlan Jampes dipanggil oleh Syaikhona Kholil lewat mimpi untuk menjemput dan mengajak pulang Mbah Khozin karena di Bangkalan adiknya dianggap menghabiskan ilmu, sudah tidak ada lagi ilmu yang bisa diturunkan oleh Syaikhona kepada Mbah Khozin, karena semua ilmu sudah diserap/dikuasai dan semenjak pulang dari Bangkalan-Madura beliau ngaji Ihya’ kepada kakaknya sampai bertahun-tahun.
Ketika mendirikan Pondok Bendo kurang lebih tahun 1889 M dan mempunyai santri pertama Mbah Khozin sudah berumur 60 tahun, kemudian beliau memimpin kurang lebih 70 tahun , meninggal 24 Dzulqo’dah 1378 H/ 1 Juni 1959 M, usia beliau kurang lebih sekitar 130 tahun.
Gaya kepemimpinan beliau dalam mengasuh Pondok Bendo dikenal sangat santun, ramah dan sangat menghormati terhadap orang lain bahkan terhadap orang awam (umum/bukan santri) sehingga oleh masyarakat lebih dikenal sebagai Mbah Khozin daripada Kyai/ Syaikh Khozin, panggilan MBAH disematkan karena beliau dianggap sebagai mbah-nya semua orang karena keakraban dan kerendahan hati beliau dengan semua orang.
Apa yang diajarkan oleh Mbah Khozin untuk kita adalah ketekunan, istiqomah sholat jama’ah dan ngaji termasuk cerita masyhur di kalangan alumni bahwa beliau tidak pernah meninggalkan jama’ah jadi Imam sholat di pondok bendo selama 40 tahun.
Sangat banyak santri beliau yang kemudian menjadi orang besar dan masyhur namanya seperti, yaitu :
-. generasi awal, diantaranya :
1. Syaikh Badawi Kesugihan Cilacap
2. Syaikh Khudori Tegalrejo Magelang, di Bendo sekitar 1933 M. Salah satu pemegang sanad ihya’ Ulumuddin
3. Syaikh Khotib Abdul Karim, Ponpes Salafiyah Curah Kates Jember, yang mondok sekitar 17 tahun di Bendo
4. Syaikh Amir Fatah Kroya, dubes Korea Selatan pada tahun 1980
5. Syaikh Marzuqi Lirboyo
6. Syaikh Ihsan Jampes, yang namanya sangat disegani karena karya beliau yang fenomenal Sirajut Tholibin, Syarah Minhajul Abidin karya imam Ghozali.
-. Generasi Kedua, diantaranya :
1. KH. Sahal Mahfudz Pati Jateng
2. Syaikh Mahmud Mukhtar Cirebon
3. KH Fuad Hasyim Cirebon
4. Syaikh Hisyam Leler Banyumas
5. Abuya Dimyati Pandeglang Banten
6. Syaikh Mas’ud Cilacap
7. Syaikh Hasyim Podokaton Pasuruan
8. Syaikh Abbas Genteng Banyuwangi
• Diantara Alumni pondok Bendo yang lain adalah :
1. KH. Achmad Asrori Al Ishaqi, Mursyid TQN Kedinding Surabaya
2. Kyai Salman Dahlawi Popongan, Mursyid Thoriqoh.
3. Kiyai Sonhaji Kebumen, salah satu guru dari gus Dur
4. Kiyai Hisyam Syafaat, Banyuwangi
Khataman Ihya merupakan suatu tradisi unik yang merupakan peninggalan langsung dari Mbah Khozin yang masih mempunyai rahasia tersendiri dan sampai sejauh ini hanya ada 2 pondok yang berani memakai tradisi ini (syukuran khataman kitab tasawuf dengan nanggap musik) yaitu Tegalrejo Magelang dan Curah Kates Jember) dan ketika ada peneliti dari salah satu universitas terkemuka di jatim tentang keunikan ini mereka (2 pondok tsb) hanya mempunyai satu alasan :
“Saya hanya mengikuti guru Saya di Bendo”.
sumber: laman Zyzull Hakim
red: Al Aris
Kiyai Khozin Muhajir, Gurunya Para Kiyai





