Kartini Manoppo Melahirkan Putra yang Tak Pernah Dilihat Soekarno

Indramayu, Suarajurnalis – Di antara sekian banyak kisah cinta Bung Karno yang abadi, kisahnya bersama Kartini Manoppo adalah salah satu yang paling menyentuh hati. Kartini bukan hanya perempuan cantik nan anggun, tetapi juga sosok lembut dan kuat yang mampu menaklukkan badai kehidupan. Sebagai pramugari Dolok Martimbang, pertemuannya dengan sang Presiden menjadi awal dari kisah cinta yang indah sekaligus tragis.

Lamaran Penuh Pesona dari Sang Proklamator

Ketertarikan Bung Karno terhadap Kartini bukan hanya karena paras ayunya, tetapi juga keanggunan dan kelembutan yang terpancar dari dalam dirinya. Dalam wawancara dengan Majalah Info tahun 1978, Kartini mengenang dengan haru bagaimana sang Presiden menyatakan cintanya:

> “Bung Karno meminang saya dalam keadaan sebagai manusia biasa. Bung Karno tidak memaksa. Ia meminta dengan tutur kata yang sopan, dengan senyum dan pandangan mata yang sulit saya lupakan sampai sekarang.”

Lamaran yang begitu hangat dan penuh wibawa itu membuat Kartini tak kuasa menolak. Tak lama kemudian, ia resmi menjadi istri Bung Karno dan meninggalkan tugasnya sebagai pramugari untuk mendampingi sang pemimpin bangsa.

Ketika Cinta Tersapu Gelombang Politik

Namun, kebahagiaan mereka tak bertahan lama. Di tengah gejolak politik yang mengguncang Indonesia pada pertengahan 1960-an, posisi Bung Karno mulai terpojok. Situasi yang kian genting memaksa Kartini yang saat itu tengah mengandung untuk meninggalkan tanah air.

Ia mengungsi ke Jerman, mencari ketenangan dan keselamatan. Di negeri asing itu, jauh dari sang suami tercinta, Kartini melahirkan seorang putra pada tahun 1967. Tragisnya, bayi itu tumbuh tanpa pernah sempat menatap wajah ayahnya. Bung Karno meninggal dunia beberapa tahun kemudian, meninggalkan kenangan cinta yang tak pernah benar-benar usai.

Cinta yang Hidup di Dalam Kenangan

Kisah Kartini Manoppo dan Bung Karno menjadi potret cinta yang tulus namun terpisah oleh takdir dan zaman. Di balik segala kejayaan dan kisah politik yang mengitari sang proklamator, tersimpan romansa lembut antara dua jiwa yang saling mencintai dalam diam.

Bagi Kartini, Bung Karno bukan hanya pemimpin besar tetapi juga lelaki dengan senyum yang tak pernah ia lupakan.
Dan bagi sejarah, nama Kartini Manoppo akan selalu diingat sebagai wanita yang mencintai sang Proklamator dengan hati yang tulus, meski takdir memisahkan mereka untuk selamanya.

sumber: merdeka.com
red: Al Aris

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *