Politik Gagak Prabowo dalam Reshuffle Kabinet Merah Putih, oleh: Bayu *)

Indramayu, Suarajurnalis – Politics is the art of the Possible adalah adagium yang sangat terkenal yang diucapkan oleh Bismarck, kanselir Kekaisaran Jerman pada abad ke 19.

Adagium ini sangat relevan untuk menggambarkan kondisi politik Indonesia hari-hari ini, termasuk perombakan atau reshuffle kabinet Merah Putih.

Hal tersebut menjadi sorotan publik sebab dalam beberapa minggu yang lalu kabinet Merah Putih telah melakukan reshuffle lima kementerian dengan penambahan satu kementerian baru, yang kemudian beberapa hari kemarin diikuti reshuffle kembali oleh beberapa kementerian yang merupakan kementerian strategis dalam kabinet Merah Putih.

Jika mengacu terhadap pernyataan seorang pengamat politik Rocky Gerung bahwa akan terjadi “Radical Break” Dalam pemerintahan Prabowo setelah HUT RI Ke 80, akan terasa lebih nyata dengan terjadinya beberapa aksi masa diberbagai daerah yang membuat prabowo segera mereshuffle kementeriannya yang tidak produktif dan tidak peka terhadap kebutuhan rakyat.

Urgensi Reshuffle kabinet Merah Putih

Disaat kondisi stabilitas nasional yang kurang begitu baik dengan berbagai macam masalah dari mulai pengangguran, kasus korupsi, kesenjangan social dan lain sebagainya yang menyebabkan masyarakat menjadi anti pati terhadap pemerintah, namun disisi lain justru pemerintah menunjukkan sikap tidak etis kepada publik sehingga mencerminkan ketidakpeduliannya terhadap apa yang sedang masyarakat rasakan saat ini.

Maka dalam hal ini sudah sepatutnya peran seorang pemimpin negara harus mampu menunjukkan sikap nya terhadap kepentingan rakyat melalui langkah responsive dengan merombak berbagai kementrian yang dirasa lambat dan tidak peka terhadap kepentingan rakyat.

Walaupun demikian menurut Hardjuno seorang pengamat hukum dan pembangunan Universitas Airlangga, mengatakan : “perubahan kabinet selalu memiliki dimensi politik yang tidak bisa diabaikan, namun kepentingan politik itu jangan sampai menyingkirkan kepentingan rakyat”.

Oleh karena itu perombakan kabinet harus memberikan arah baru bagi pembangunan nasional lantaran kondisi stabilitas yang kurang membaik, tentunya pemerintahan kedepan membutuhkan kabinet yang tidak hanya kuat secara politik, tapi juga visi hukum yang adil dan ekonomi yang inklusif.

Adapun hasil dari sebuah reshuffle kabinet tersebut biarlah masyarakat yang menilai apakah bersungguh-sungguh untuk rakyat atau hanya sekedar bagi-bagi kekuasaan.

Jika dikaitkan dengan adagium diatas menurut Bismarck arah politik yang akan Prabowo mainkan berbeda dengan kartel politik sebelumnya terlihat dari keluarnya kabinet orang lama yang dari pemerintahan Prabowo saat ini, maka sudah sepatutnya Prabowo bersih-bersih kabinet dari bayangan orang lain yang tidak memiliki kredibilitas dan akuntabilitas dalam menjaga marwah bangsa Indonesia.

Langkah Prabowo cukup berani dalam pengambilan Keputusan, menurut sejumlah analisis, misalnya Aspinall dan Kawan dalam The Yudhoyono Presidency: Indonesia’s Decade of Stability dan Stagnation (2015) dapat menyebabkan demokrasi tidak berkembang, karena untuk mewujudkan kestabilan suatu pemerintahan, seorang aktor politik harus bersekutu dengan beragam elite lain, termasuk mereka yang agendanya tidak sejalan dengan demokrasi.

Hal ini akan mampu mencerminkan The art of Leadership Prabowo dalam kabinet merah putih, yang pastinya juga akan memberikan dampak terhadap demokrasi kedepan, namun yang perlu kita garis bawahi sekarang adalah kepentingan rakyat diatas segala-galanya dengan berbagai metode apapun untuk mewujudkannya.

Politik Gagak Prabowo dan Krikil Perubahan

Aesop menulis fabel tentang gagak kehausan yang menemukan kendi berisi air. Karena leher kendi terlalu tinggi ia tak bisa minum. Sang gagak lalu memasukkan krikil satu per satu hingga debit air naik dan bisa diminum.

Pesan jelasnya : keterbatasan bukan akhir selama ada akal dan kesabaran.

Begitulah Prabowo menjaga kepercayaan publik. Ia tidak menumpahkan langsung air yang ada didalam kendi, tetapi justru menambahkan krikil perubahan sedikit demi sedikit. Penempatan berbagai Menteri dalam reshuffle kabinetnya dengan harapan dapat merubah sistem yang sudah tidak sejalan dengan arah kepentingan rakyat.

Satu demi satu krikil yang dimasukkan dapat memberi arah kebijakan baru untuk kesejahteraan rakyat dan atas perintah darinya.

Politik gagak Adalah metafora tentang kesabaran, kecerdikan, dan kerendahan hati.

Ditengah hausnya rakyat akan kejujuran dan kepastian, Langkah kecil yang konsisten bisa lebih berharga dari pada janji besar yang hampa.

Prabowo akan menghadapi jalan terjal sekaligus akan menemukan jalan perubahan yang dihadapkan dengan berbagai tantangan internal maupun eksternal di pemerintahannya.

Tetapi keberanian dalam menegakkan kebenaran adalah langkah penting yang jarang diambil oleh pejabat publik lainnya lantaran ingin mencari aman dalam jabatannya.

Jika konsisten, politik gagak ini bisa menjadi jalan menuju Good Governance, ekonomi yang kuat, rakyat yang sejahtera dan terkikisnya para koruptor.


*) Penulis : Novandi Bayu Permana Alumni Sekolah Pascasarjana Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon dan Sekretaris LAZISNU PCNU Indramayu

red: Al Aris

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *