Awas Petrus Lagi

Indramayu, Suarajurnalis – Petrus (Penembak Misterius) merujuk pada serangkaian peristiwa penembakan misterius yang terjadi di Indonesia pada era Orde Baru, khususnya antara tahun 1982 hingga 1985. Petrus menjadi salah satu bentuk pelanggaran HAM selama masa pemerintahan Presiden Soeharto.

(LATAR BELAKANG)

Pada awal 1980-an, Indonesia mengalami kondisi ekonomi yang tidak stabil akibat inflasi tinggi dan penurunan harga minyak dunia. Banyak orang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sebagian mereka memilih jalan pintas dengan menjadi preman atau “gali” (gabungan anak liar).

(AWAL MULA OPERASI)

Pada Maret 1982, Presiden Soeharto menginstruksikan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) untuk menekan angka kriminalitas yang tinggi. Operasi Clurit kemudian dilaksanakan di Jakarta dan diikuti oleh daerah lain. Di Yogyakarta, Letkol CZI M. Hasby menghimbau masyarakat agar tidak memberikan setoran kepada preman dan ABRI memberikan maklumat kepada pelaku kriminal untuk menyerahkan diri.

(OPERASI PELAKSANAAN)

Aparat sebenarnya sudah memiliki daftar target operasi, namun mereka memberikan kesempatan kepada preman dan gali untuk menyerahkan diri. Aksi Petrus menggegerkan masyarakat, dengan target operasi yang tewas atau melarikan diri. Hingga Mei 1983, tercatat 144 pelaku kriminal menyerahkan diri. Kasus kejahatan di Yogyakarta menurun 10,57% setelah kemunculan Petrus.

(KORBAN DAN MODUS)

Tidak ada data pasti mengenai jumlah korban Petrus. Korban biasanya ditemukan tewas di pinggir jalan dengan luka tembak, luka cekik, dan seringkali ditemukan uang Rp 10.000 sebagai “biaya penguburan sih korban”.kemudian di Yogyakarta, korban ditemukan dengan luka tembak di kepala dan leher, lalu dibuang ke lokasi yang mudah ditemukan oleh masyarakat setempat.

(AKHIR OPERASI)

Aksi penembakan misterius berakhir pada tahun 1985 karena berbagai silang pendapat dan tekanan dari komunitas internasional yang menganggapnya sebagai pelanggaran HAM yaitu hak asasi manusia.

sumber: Indonesia tempo doeloe
red: Al Aris

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *