Suara Jurnalis | Manokwari – Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Christian Warinussy SH, menyampaikan apresiasi kepada Kapolres Teluk Bintuni dan jajarannya. Pujian ini diberikan atas langkah pengembalian dua perempuan Papua Asli muda yang sempat diamankan pada Minggu (10/8) di Pelabuhan Laut Bintuni.
Kedua perempuan tersebut, Derina Mosum (20) dan Aksamina Muuk (20), sebelumnya menjalani pemeriksaan intensif oleh penyelidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Teluk Bintuni. Pemeriksaan berlangsung sekitar delapan jam secara marathon.
Menurut LP3BH, proses pengembalian kepada keluarga dilakukan pada sore hari setelah keduanya menandatangani surat pernyataan di hadapan penyelidik. Langkah ini dinilai sebagai bentuk penghormatan terhadap hak asasi manusia dan perlindungan terhadap warga masyarakat.
Yan Christian Warinussy menegaskan, meski keduanya telah dipulangkan, LP3BH tetap akan melakukan pendampingan hukum dan advokasi bagi Derina dan Aksamina. “Pendampingan ini penting untuk memastikan mereka mendapat perlindungan hukum yang layak,” ujarnya.
Kedua perempuan Papua Asli ini berasal dari wilayah Aifat Timur, dan kasus yang menimpa mereka telah menarik perhatian publik, khususnya pemerhati HAM di Tanah Papua. LP3BH menilai bahwa keterbukaan dan komunikasi yang baik antara aparat penegak hukum dan pendamping hukum perlu terus dipertahankan.
Warinussy berharap langkah Polres Teluk Bintuni ini menjadi contoh dalam penanganan kasus serupa, di mana aspek kemanusiaan tetap dikedepankan tanpa mengabaikan proses hukum. “Ini merupakan wujud penegakan hukum yang humanis,” tambahnya.
LP3BH berkomitmen memantau perkembangan lebih lanjut serta memberikan bantuan hukum bila diperlukan, guna memastikan keadilan dan hak-hak warga Papua Asli selalu terjaga.
(Refly)
