Suara Jurnalis | Jayapura | — Ketua Umum Dewan Adat Papua (DAP) menyampaikan sambutan khusus dalam rangka peringatan Hari Bangsa Pribumi Internasional yang diperingati setiap 9 Agustus. Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Masyarakat Adat dan Kecerdasan Buatan: Mempertahankan Hak, Membentuk Masa Depan.”
Dalam sambutannya, Ketua Umum DAP memberikan salam hormat kepada seluruh masyarakat adat Papua di manapun berada, serta masyarakat adat Nusantara. Ia menegaskan bahwa peringatan ini adalah momentum untuk mengakui peran penting masyarakat adat dalam menjaga warisan budaya, bahasa, dan nilai luhur yang telah diwariskan selama ribuan tahun.
Tahun 2025 disebut sebagai masa di mana kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bukan lagi sekadar wacana, tetapi sudah hadir dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari sistem pertanian cerdas, teknologi komunikasi, hingga pemantauan wilayah adat melalui satelit, AI telah masuk ke ruang-ruang yang dahulu hanya dikelola secara tradisional.
Meski membawa potensi manfaat, Ketua Umum DAP mengingatkan adanya tantangan besar yang harus diantisipasi. Tantangan tersebut meliputi ancaman terhadap hak-hak adat, risiko hilangnya pengetahuan tradisional, serta potensi eksploitasi sumber daya alam dan budaya oleh pihak luar yang tidak memahami nilai-nilai adat.
Ia menyerukan agar masyarakat adat tidak hanya menjadi penonton dalam perkembangan teknologi. “Kita harus menjadi bagian dari yang menentukan arah perkembangan teknologi, bukan hanya pihak yang terkena dampaknya,” tegasnya. Sabtu, (09/08/2025)
Selain itu, Ketua Umum DAP mendorong perlindungan terhadap pengetahuan tradisional seperti cerita leluhur, obat-obatan alami, hukum adat, dan kearifan lokal. Menurutnya, hal ini penting agar pengetahuan tersebut tidak dicuri atau dimanfaatkan tanpa izin oleh teknologi berbasis AI yang dikembangkan perusahaan besar.
Kerja sama strategis dengan lembaga pendidikan, pemerintah, dan dunia usaha juga disarankan, dengan tujuan memastikan perkembangan teknologi memberikan manfaat nyata bagi masyarakat adat. Ketua Umum DAP menekankan bahwa kemitraan ini harus dilakukan secara bijak dan berlandaskan kepentingan masyarakat adat.
Generasi muda adat pun menjadi fokus perhatian. Ketua Umum DAP mendorong mereka untuk melek teknologi tanpa kehilangan jati diri sebagai anak adat.
“Merekalah yang kelak akan menjadi jembatan antara dunia digital dan dunia adat,” ujarnya.
Ia menilai bahwa Hari Bangsa Pribumi Internasional tahun ini adalah momentum untuk merebut kembali ruang, menunjukkan bahwa masyarakat adat mampu menavigasi masa depan dengan tetap berpijak pada nilai-nilai adat yang sakral.
Mengakhiri sambutannya, Ketua Umum DAP mengajak seluruh masyarakat adat Papua dan Nusantara untuk bersatu menjaga tanah, adat, dan masa depan bersama.
“Mari hadapi era baru ini dengan hati adat dan pikiran terbuka, agar kita tetap berdiri teguh—bukan sebagai korban perubahan, tetapi sebagai pemilik masa depan,” pungkasnya.
(Refly)