Wawancara Eksklusif Dihapus, Warinussy: Ada Upaya Bungkam Kebenaran!

Suara Jurnalis | Manokwari, Papua Barat — Misteri di balik percobaan pembunuhan terhadap Advokat dan Pembela Hak Asasi Manusia (HAM) Yan Christian Warinussy pada Rabu, 17 Juli 2024, semakin menarik perhatian publik. Apalagi, setelah sebuah wawancara eksklusif dirinya yang dipublikasikan di media online tiba-tiba hilang dari peredaran.

Warinussy mengungkapkan bahwa hasil wawancaranya dengan seorang jurnalis dari media online newguineakurir.com sempat dimuat dengan judul “Siapa Penembak Advokat Yan Christian Warinussy?”. Namun, sejak Senin (28/07/2205), tautan berita itu tidak lagi bisa diakses.

Bacaan Lainnya

“Berita itu tiba-tiba menghilang. Seolah-olah dihapus secara sengaja,” ujarnya. Rabu, (30/07/2025).

Yang mengejutkan, penghapusan itu tidak disertai penjelasan dari pihak media. Warinussy menyebut bahwa tindakan ini menimbulkan dugaan kuat adanya intervensi pihak tertentu yang tidak ingin informasi kebenaran menyebar ke publik.

“Saya menduga keras bahwa penghapusan berita ini adalah bagian dari upaya sistematis untuk membungkam kebenaran hakiki dan kebenaran materiil dari peristiwa percobaan pembunuhan terhadap diri saya,” kata Warinussy.

Sebagai seorang Advokat dan HRD (Human Rights Defender) di Tanah Papua, Warinussy menilai bahwa peristiwa tersebut bukan kasus pidana biasa.

“Saya yakin ada pihak-pihak di luar ruang sidang yang ikut memantau dan mungkin memiliki kepentingan atas hasil akhir persidangan,” tegasnya.

Kasus ini kini tengah disidangkan di Pengadilan Negeri Manokwari Kelas I A dengan menghadirkan Zakarias Tibiay sebagai terdakwa. Namun, Warinussy mengisyaratkan bahwa cerita besar di balik kasus ini belum terungkap seluruhnya di pengadilan.

Penghapusan konten wawancara tersebut semakin memperkuat kecurigaannya bahwa ada kekuatan yang ingin menyensor informasi yang sebenarnya perlu diketahui publik.

“Kenapa harus takut pada suara korban? Apakah kebenaran sedemikian berbahaya hingga harus dihapus?” tanyanya retoris.

Warinussy juga menyayangkan sikap media yang tidak memberikan klarifikasi publik atas hilangnya artikel tersebut. Ia mengingatkan bahwa kebebasan pers adalah bagian dari pilar demokrasi yang tidak boleh dikompromikan, apalagi dalam perkara serius seperti upaya pembunuhan terhadap Pembela HAM.

Ia mengajak masyarakat sipil, jurnalis, dan lembaga independen untuk turut mengawal proses hukum yang sedang berlangsung agar tidak ada celah manipulasi informasi.

“Kita tidak bisa membiarkan keadilan dikendalikan oleh tangan-tangan tak terlihat,” ujarnya.

Menutup pernyataannya, Warinussy menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur.

“Saya akan terus bersuara, karena kebenaran tidak bisa dikubur, bahkan sekalipun dengan penghapusan berita,” pungkasnya tegas.

(Refly)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *