Owen Rahadian: PSBS Biak Harus Tetap Dijaga, Tapi Saya Siap Mundur Jika Tak Ada Kepastian

SENTANI,Suarajurnalis.online.com Pemegang saham mayoritas PSBS Biak, Owen Rahadian, menyampaikan pernyataan tegas terkait masa depan dirinya bersama klub berjuluk Badai Pasifik itu. Dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Suni Sentani, Minggu malam (18/5/2025), Owen menyatakan kesiapannya mundur apabila tidak ada kejelasan dan kenyamanan dalam manajemen klub ke depan.

“Pertandingan hari ini sangat berkesan, karena ini menjadi laga terakhir PSBS di Papua musim ini. Sayangnya, kami kehilangan poin di menit ke-82. Tapi secara performa, saya cukup puas dengan perjuangan anak-anak,” ujar Owen mengawali pernyataannya.

Bacaan Lainnya

Meski kecewa dengan hasil pertandingan, Owen mengaku tetap optimistis menyambut laga terakhir kontra Dewa United pada 23 Mei mendatang. Ia berharap tim bisa belajar dari kesalahan dan tampil lebih baik.

Namun di balik optimisme itu, Owen menyampaikan sejumlah evaluasi menyangkut manajemen klub dan persiapan musim depan.

“Kami sudah mulai berdiskusi dengan Presiden Klub, Ibu Evelyn, terkait pendanaan musim depan. Realitanya, di sepak bola Indonesia, persoalan keuangan selalu menjadi tantangan. Banyak klub Liga 1 yang bahkan menunggak gaji pemain. Tapi saya melihat PSSI dan LIB terus membuat regulasi yang lebih baik, dan itu harus kita apresiasi,” ucapnya.

Soal kontribusi dirinya di PSBS, Owen menegaskan bahwa keputusannya terlibat sejak awal merupakan bentuk kecintaan terhadap sepak bola dan komitmen pribadi, bukan sekadar bisnis.

“Saya bergabung dengan catatan bahwa sebagian pendanaan saya tanggung, sisanya dari sponsor. Tapi yang terjadi di lapangan, pembiayaan membengkak. Meski begitu, saya tidak menyesal. Kebahagiaan masyarakat Biak saat tim menang, itu tidak bisa dibeli,” katanya.

Terkait dinamika internal klub, Owen mengakui ada kegaduhan yang muncul di ruang publik. Ia menegaskan tidak ingin keberadaannya justru memicu konflik.

“Kalau memang saya tidak nyaman dan itu bisa berdampak buruk ke klub, saya siap mundur. Saya tidak ingin membuat gaduh. Saya sudah berdiskusi dengan Pak Yan dan Pak Jimmy, dan kemungkinan kami akan kembalikan saham ke pemilik lama,” ungkapnya.

Owen juga menegaskan bahwa hingga bulan Mei 2025, dirinya memastikan tidak akan ada utang yang tertinggal selama keterlibatannya di PSBS.

“Saya akan jamin tidak ada tunggakan ke pihak ketiga. Kalau ada definisi yang berbeda soal utang, itu bisa kita diskusikan. Tapi sebagai pemegang saham, saya akan jaga nama baik klub,” ucapnya.

Soal rapat pemegang saham yang sempat tertunda di Biak, Owen mengakui bahwa persoalan waktu dan kesibukan masing-masing pemegang saham menjadi kendala. Namun ia berharap ke depan bisa ada titik temu.

“Saya juga ingin menyampaikan bahwa kontrak sejumlah pemain dan staf masih berjalan. Jika tidak ada kejelasan hingga 10 Juni, saya akan alokasikan mereka ke tempat lain, demi menjaga karier mereka. Saya tidak ingin pemain jadi korban,” tegasnya.

Di akhir pernyataannya, Owen menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Biak yang telah memberikan dukungan luar biasa.

“Saya dan Ibu Evelyn mencintai klub ini. Di manapun saya berada nanti, saya akan tetap mendukung sepak bola Papua. PSBS adalah kebanggaan masyarakat Biak, dan harus tetap dijaga oleh orang-orang yang benar-benar peduli,” pungkasnya.(Redaksi/MR).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *