Suara Jurnalis | Manokwari – Jaringan Damai Papua (JDP) merasa prihatin atas peristiwa-peristiwa kekerasan yang senantiasa terus berlangsung di Tanah Papua. Khususnya, peristiwa kekerasan berbentuk kontak senjata akibat “pilihan” pendekatan keamanan yang bersifat hard (kekerasan) mempergunakan senjata api antara aparat negara (TNI/Polri) berhadapan dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN PB).
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Jaringan Damai Papua (JDP) Yan Christian Warinussy SH kepada media. Sabtu, (21/12/2024).
TPNPB tersebut juga seringkali disebut sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Sipil Bersenjata (KSB).
“Di wilayah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua Barat Daya yang cenderung damai, diinformasikan bahwa terdapat markas TPNPB di wilayah Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat dan wilayah Aifat, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya,” kata Warinussy.
Menurutnya, informasi terbaru bahwa terjadi kontak senjata di wilayah Moskona Barat antara Komandan Batalion Moskona TPNPB Kodap IV Sorong Raya dengan beberapa anggota Polres Teluk Bintuni di bawah pimpinan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) AKP Tomi Semuel Marbun berlangsung di hari Rabu (18/12).
“Tembak menembak tersebut berlangsung sekitar 1 (satu) jam di dekat wilayah yang Berawa dan dekat sungai,” tambahnya .
Menurut informasi dari sumber JDP di Moskona Barat beberapa anggota Sat.Reskrim Polres Teluk Bintuni berusaha menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu fiber menyeberangi sungai dan saat itu diperkirakan saudara Marbun (Kasat Reskrim) Polres Teluk Bintuni terjatuh dan tenggelam di dalam sungai.
“Hingga saat ini yang bersangkutan belum ditemukan, sementara ke-14 anggota lainnya diinformasikan Selamat. JDP ingin meluruskan informasi ini agar tidak terjadi upaya penyesatan publik. Sembari tetap dilakukan upaya pencarian terhadap diri Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Tommy Samuel Marbun tersebut oleh Tim SAR gabungan,” ujarnya.
Sesungguhnya JDP memperoleh informasi bahwa “kehadiran” pasukan Polres Teluk Bintuni ke wilayah Moskona Barat ditujukan untuk menjemput beberapa warga masyarakat yang hendak kembali ke kampung halamannya.
“2 (dua) warga sipil dari 3 (tiga) warga sipil yang pernah “menyerahkan diri” beberapa bulan lalu, yaitu Silas Meyem dan Toni Orocomna ikut serta dalam rombongan pasukan yang dipimpin AKB Marbun tersebut,” jelasnya.
Rupanya saat Pasukan Anggota Polres Teluk Bintuni tersebut menyisir dari Kampung Meyes hendak menuju Moskona Barat itulah terjadi kontak senjata dengan anggota TPNPB Batalion Moskona.
“JDP karena itu menyerukan kembali pentingnya negara yang diwakili Aparat Penegak Hukum (APH) seperti Polres Teluk Bintuni di bawah pimpinan Kapolres AKBP Choiruddin Wahid untuk mempertimbangkan penggunaan pendekatan persuasif bernuansa sosio-kultural dan sosio-antropologis dalam upaya penyelesaian gangguan Kamtibmas di wilayah hukumnya secara bijak,” pungkasnya m
Hal ini penting demi menghindari terjadinya konflik bersenjata yang berujung adanya korban sia-sia. Apalagi di masa raya Advent (penantian) menjelang perayaan Natal Tahun 2024.
(Refly)