Sampang, Suara Jurnalis — Sebagian besar pemilik tambak di desa Asem Nonggal, kecamatan Jrengik, kabupaten Sampang – Madura membudayakan udang Vaname karena mudahnya perawatan dan pakan dari alam Selasa (15/10/2024).
Pejabat (PJ) Bupati Sampang Rudy Afianto S.Sos.Msi mengungkapkan cara membudidayakan udang Vaname dibagi tiga. Diantara, tradisional, semi intensif dan intensif. Pembudidaya tidak memberikan pakan dan alat pendukung seperti kincir dan geomembran hanya pakan alami, ” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, budidaya udang Vaname membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab harus mempersiapkan tambak, menebar benih, perawatan, hingga panen. Pengolahan lahan mulai dari pembajakan, pengapuran, pengobatan, pengisian air, hingga menebar benih butuh waktu kurang lebih empat bulan bisa panen,”terangnya.
Pj Bupati Sampang Rudy Afianto dalam kegiatan ini juga mendorong petani rumput laut di Desa Asem Nonggal, Kecamatan Jrengik untuk mengolah hasil rumput menjadi produk makanan agar petani rumput laut memiliki penghasilan tambahan.
Sebab selama ini, petani hanya menjual bahan mentah ke pengepul atau tengkulak. “Kami mendorong petani untuk mengolah rumput laut menjadi produk makanan sehingga memiliki nilai tambah,” kata Rudy Afianto
Untuk mensupport petani rumput laut di desa Asem Nonggal Kecamatan Jrengik, kata Rudy Afianto memerlukan peralatan mesin pengering rumput laut, mesin pengolahan rumput laut dan alat kemasan produk.
Pemerintah daerah (Pemda) kabupaten Sampang melalui dinas Pertanian, akan berkoordinasi dengan petani agar membantu peralatan yang dibutuhkan petani rumput laut agar program ini berkelanjutan
Pj Rudy Afianto juga menambahkan rumput laut di Desa Asem Nonggal Mudah-mudahan setelah kunjungan ini nantinya ada program-program pengembangan rumput laut dari provinsi Jawa Timur.
Rudi Afianto juga menginstruksikan ke pembudidaya rumput laut di desa Asem Nonggal untuk terus melakukan pembinaan ke petani rumput laut. Selain meningkatkan hasil panen, juga melakukan pembinaan pengembangan produk berbahan dasar rumput laut.
“Pengembangan rumput laut harus dilakukan, jadi tidak hanya sekadar punya potensi tetapi tidak dikembangkan
(wahdhani)