Tulungagung – suarajurnalis.online Haul merupakan sebuah tradisi yang telah berlangsung secara turun temurun di masyarakat.
Haul berbeda dengan ziarah kubur yang dilakukan untuk mendoakan orang yang telah meninggal, haul lebih merupakan tradisi reflektif terhadap sejarah, mereka yang melaksanakan haul mencoba flash-back di kehidupan seorang tokoh yang telah wafat dengan berbagai perjuangan yang dapat menginspirasi.
Seperti tradisi haul yang ada di desa Trenceng kecamatan Sumbergempol kabupaten Tulungagung, yakni haul Mbah Tani Sumitro. Kegiatan ini dilaksanakan di makam Mbah Tani Sumitro dusun Cangkringan RT 01 RW 02.
Ropingi kepala desa Trenceng mengatakan acara haul ini diadakan setiap tahun. “Pada tahun ini kita laksanakan hari rabu malam kamis tanggal 31 Juli 2024,” terang Ropingi. “Mbah Tani Sumitro merupakan tokoh yang pertama babad desa Trenceng,” imbuhnya.
Adapun rangkaian acaranya yakni mulai dari pembersihan lingkungan makam dan pembacaan doa.
“Ya, haul ini sebagai cara nguri-uri tradisi. Selain mendoakan sesepuh, acara haul ini sebagai sarana memperat tali silahturahim antar warga,” ucap Ropingi.
Kegiatan ini di hadiri oleh kepala desa Trenceng beserta perangkat desa, tokoh masyarakat dan warga desa Trenceng.