Indramayu, Suarajurnalis – Pemerintah Kabupaten Indramayu melakukan Studi Tiru atau Studi Banding ke Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Batang, Provinsi Jawa Tengah. Bertujuan untuk menelusuri dan meniru kesuksesan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), (27/6/2024).
Diketahui, Kabupaten Indramayu berada dalam Kawasan Segitiga Emas Metropolitan Rebana. Kawasan Rebana ini merupakan super kawasan ekonomi yang dibangun untuk mengakselerasi laju pembangunan di beberapa Kota dan Kabupaten di Jawa Barat.
Guna mendukung Kawasan Rebana tersebut, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Indramayu mengalokasikan 14.000 hektare lahan sebagai Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang siap menyambut kedatangan investor di Kabupaten Indramayu.
Selain itu, pendirian KPI sangat penting dalam mengangkat ekonomi masyarakat serta dampak multiplier effect terhadap keberadaan kawasan industri, terutama penyerapan tenaga kerja maupun dampak ekonomi lainya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Indramayu melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu, Aep Surahman dalam kunjungannya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Pemkab Batang yang telah sudi menyambut dan berbagi ilmu terkait dengan pendirian Kawasan Industri di Kabupaten Indramayu.
Aep Berharap, langkah-langkah konkret berikutnya dapat membawa Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Batang menuju kesuksesan yang lebih besar dalam pengembangan kawasan industri.
“Pemerintah Daerah berkomitmen dalam berkolaborasi dan saling bertukar informasi untuk mewujudkan pembangunan industri berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara Kepala DPMPTSP Kabupaten Batang, Wahyu Budi Santoso mengungkapkan, suatu kawasan akan menjadi menarik apabila memiliki kreasi, perkembangan rekreasi, serta selalu ada inovasi.
Menurutnya, dalam sebuah Kawasan Industri yang paling penting yaitu kontrol design dan meminimalisir permasalahan sosial, yang paling krusial dalam gejala sosial adalah pembebasan lahan.
“Pada saat membuka lahan harus memanfaatkan tenaga lokal dan usahakan komunikasi dengan pengelola KITB harus intens,” pungkasnya.
red: Al Aris