Indramayu, Suarajurnalis – Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dalam momentum Hari Jadi yang ke-23 tahun, menggelar 2 peringatan, pertama Hari Puisi Nasional dan yang kedua Hari Tari Dunia, Bertempat di Gedung Panti Budaya, sekretariat Dewan Kesenian Indramayu, (28/4/2024).
Acara tersebut diisi dengan beberapa rangkaian acara, diantaranya sarasehan dengan menghadirkan tiga narasumber yaitu Syayidin SR seorang seniman/pelukis dan juga mantan Ketua DKI periode 2009-2012, Faris Al Faisal ketua komite sastra DKI dan Lilis Septiana Fariyanti ketua komite tari DKI periode 2022-2025.
Dalam kesempatan tersebut Syayidin SR menyampaikan “Dewan Kesenian Indramayu dibentuk pada tahun 2001 oleh para pendiri dengan semangat membangun kesenian di Indramayu khususnya dan berharap DKI mampu menjaga perannya sebagai Lembaga Kesenian yang selalu bersinergi dengan semua kalangan baik seniman dan pemerintahan daerah yang diharapkan sebagai mitra dan fasilitator bagi para seniman”.
Syayidin SR juga mengungkapkan, menitip pesan kepada pengurus dan generasi kesenian saat ini “Aja cilik ati! Tetap kompak, terus bersemangat, menjaga kesenian sebagai anugerah istimewa yang diberikan Allah Azza Wa Jalla kepada kita semua insan seni”.
Sedangkan, Faris Al Faisal pada materinya berbicara tentang ragam alih wahana teks puisi. “Alih wahana merupakan sebuah kemungkinan bertransformasinya satu genre karya seni menjadi bentuk atau genre kesenian lainnya, Ia mencontohkan sebuah karya sastra novel atau roman dapat bertransformasi menjadi karya film, contohnya Novel Siti Nurbaya karya Marah Roesli bertransformasi menjadi sebuah film, seperti halnya teks puisi juga dapat bertransformasi menjadi karya musik (musikalisasi puisi), menjadi drama (dramatisasi puisi), menjadi karya seni rupa, dan bahkan teks puisi dapat menjadi bentuk tari, seperti yang sedang dilakukan kawan-kawan dan akan dipertunjukkan malam nanti”.
Selain itu, momentum ini diselingi diskusi santai sambil mengingat sejarah pertama kali DKI ini terbentuk.
red: Al Aris