Indramayu, Suarajurnalis – Tradisi Mapag Tamba merupakan ritual tahunan masyarakat petani di Desa Cangko, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, berupa penyiraman air suci ke area perbatasan desa dan persawahan milik warga guna menghindari serangan hama dan menjadikan hasil panen yang maksimal.
Sebelum melaksanakan tradisi Mapag Tamba sudah rutin setiap malam Jum’at Kliwon doa bersama Kuwu dan perangkat desa yang dihadiri Camat Tukdana H. Muhamad Hidayat. dilanjutkan dengan pembinaan bersama RT RW di Aula Balai Desa Cangko.
Dengan pakaian khas, warna hitam Kepala Desa Cangko, H. Casnadi, S.E. Didampingi istri Hj. Yati Herlina, S.H. bersama perangkat desa lainnya memulai perjalanan dari arah koordinat Ngalor (Utara) dan Ngetan (Timur), berputar arah jarum Jam mengelilingi batas Desa Cangko kecamatan Tukdana kab Indramayu.
Awak media pun mencoba menelisik apa maksud Tradisi Mapag Tamba di Desa Cangko yang konon sudah ratusan tahun menjadi warisan budaya leluhur sebagai syarat dengan tujuan agar desanya terhindar dari bencana dan juga segala hama penyakit padi.
Kepala Desa Cangko H. Casnadi, S.E. mengatakan, bahwa tujuan Mapag Tamba ini sebenarnya menyangkut hajat orang banyak, yaitu ucapan syukur, sekaligus memohon doa keselamatan bagi warga, termasuk untuk tanaman padi para petani jauh dari hama dan bencana, supaya pertaniannya berhasil.
“Tujuannya memberikan obat pada tanaman padi yang sudah di tanam masyarakat desa kami kang. Agar tumbuh sehat dan menghasilkan panen yang memuaskan. Begitu juga masyarakatnya di berikan kesehatan. Medianya menggunakan air dari sumur karomah yang di kucurkan ke seluruh tapal batas desa Cangko, katanya pada Sabtu (30/3/2024).
red: Al Aris