Medan|SuarajurnalisOnline:Memperingati Jumat Agung bertepatan pada hari Jumat (7/4/2023). Sosok tokoh pemuda Sumut yang juga Ketua PD KBPP-Polri Sumatera Utara Ir Bona LumbanGaol Kamis 06/04/2023,dalam keterangan persnya bincang-bincang pada awak media menuturkan, “Selamat Menunaikan Ibadah Hari Suci memperingati Jum’at Agung” semoga maha karya keselamatan tuhan kita yang maha kuasa, senantiasa menjadi berkat yang mampu memperbaiki keadaan kehidupan kita dalam iman pengharapan dan kasih, Amin.
“Hal sebagai salah satu dari tiga hari suci dalam rangkaian Hari Paskah, dalam kalender masehi Jumat Agung selalu dirayakan setiap hari Jumat setelah Kamis Putih dan sebelum Misa Kebangkitan Yesus atau juga dikenal dengan sebutan Malam Paskah.
Jumat Agung hal tersebut perlu untuk diperingati khususnya bagi Katolik, Dijelaskan Ir Bona, Jumat Agung atau juga biasa disebut sebagai Good Friday, Holy Friday atau Great Friday adalah hari yang ditetapkan untuk memperingati wafatnya Yesus Kristus di kayu salib sekaligus kematiannya di Bukit Golgota.
Bagi umat kristiani, kematian Yesus adalah sebagai penebusan dosa umat manusia dan kemudian diperingati sebagai momen yang penuh cita.”tutur Ir Bon.
Peristiwa tersebut juga menjadi pengingat tentang makna pengampunan, bahwa Tuhan memperlihatkan kecintaannya pada semua umat kristiani dengan mengampuni dosa mereka.
Pasalnya setelah kematian, Yesus kemudian dibangkitkan kembali pada hari ketiga setelah penyalibannya dan peristiwa itu lalu dikenal sebagai Hari Paskah.
Meski sempat menderita ketika disalib, momen itu kemudian menjadi perayaan suka cita karena kemenangan Yesus atas kematian dan dosa kemudian menjadi pengharapan akan kehidupan kembali yang kekal.
Selain itu, semasa hidup Yesus juga menunjukkan pentingnya rasa kasih bagi kehidupan dengan menolong orang-orang di sekitarnya.
Ketika menderita, ia justru meminta Allah Bapa agar mengampuni orang yang bersalah.
Tanpa hari yang mengerikan itu dengan penderitaan, kesedihan, dan darah yang tercurah di kayu salib, Allah tidak bisa menjadi “adil dan penyelamat” bagi mereka yang percaya kepada Yesus (Roma 3:26).
Umumnya, menurut Ir Bona untuk memperingati Jumat Agung, Ibadah Sabda, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kebaktian yang berpusat pada pewartaan dan penghayatan beberapa bacaan dari Kitab Suci. Halnya Penghormatan Salib,Penghormatan ini dilakukan dengan mencium salib sebagai bentuk bakti dan rasa hormat terhadap pengorbanan Yesus yang mengorbankan nyawanya di kayu salib untuk keselamatan manusia dan upacara dilakukan dengan menyanyikan doa Bapa Kami, lalu berlanjut melakukan ritus komuni.
Pada saat penghormatan salib, kita akan melihat pengorbanan Kristus yang amat mencintai kita. Kristus yang mau menyerahkan hidup-Nya demi keselamatan kita. Kristus yang juga hadir dalam diri pribadi-pribadi yang mengasihi kita secara tulus: keluarga, pasangan, orang tua, anak, saudara/i kita. Mereka yang juga mau memberikan tenaga, waktu, pikiran, perasaan, harta benda, bahkan segala yang ada pada diri mereka. Sudahkah kita menyadari pengorbanan mereka dan sungguh-sungguh menghormati mereka. Tidak sedikit dari kita yang berubah menjadi pribadi yang lebih baik, pada saat kita mau mengemban tanggung jawab sebagai seorang suami/istri/orang tua/ dan anak.
Maka pada saat prosesi penyembahan salib, saya mengajak anda untuk bukan sekedar menghormati salib Tuhan, tetapi juga mengungkapkan rasa syukur atas pengorbanan anggota keluarga anda. Peluklah mereka, ucapkanlah rasa terima kasih, rasa cinta, rasa syukur anda atas jerih-payah mereka selama ini, atas kedewasaan dan perkembangan diri yang anda terima karena kasih dan kesabaran mereka. Peluklah mereka sebagaimana anda memeluk Kristus sendiri. Jangan sampai anda menyesal dan baru menyadarinya pada saat mereka meninggalkan anda.”papar Ir Bona.
Lanjutnya kata Ir Bona, “Keluarga anda adalah “Salib” yang dianugerahkan Tuhan. Salib yang membentuk anda untuk semakin memiliki iman yang mendalam; harapan yang membebaskan; dan kasih yang mendewasakan. Melalui keluarga, iman kita akan penyertaan Allah menjadi semakin konkret; harapan kita akan sesuatu yang fana/semu tentang kekuasaan/harta benda/kenikmatan duniawi semakin dibebaskan; dan kitapun semakin berani mengorbankan keseluruhan diri kita demi mereka yang kita cintai.
Salib bukan sekedar jalan penderitaan dan kematian, tidak ada dari kita yang mau menderita dan mati. Tetapi Salib menjadi jalan kekudusan dan keselamatan. Kita diajak untuk berani mengikuti Kristus, dengan menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia. Bukan mencari-cari masalah dan kesulitan, tetapi juga tidak melarikan diri dari tanggung jawab yang mesti diemban. Justru melalui salib kita semua diselamatkan.
Dalam setiap tahapan hidup kita pasti memiliki salib, berupa tanggung jawab yang mesti kita pikul. Bagaimana kita berani mengambil tugas tersebut dengan sukacita bukan melemparkannya kepada orang lain.”akhir tandasnya Ir Bona tokoh pemuda Sumut ini
SalamSehat.
SalamSetia.
PD KBPP-Polri Sumut